MUHAMMAD BIN ABDULWAHHAB

Nama Lengkapnya adalah Muhammad bin ‘Abdul Wahab bin Sulaiman bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Rasyid bin Barid bin Muhammad bin al-Masyarif at-Tamimi al-Hambali an-Najdi. Muhammad bin ‘Abdul Wahab dilahirkan pada tahun 1115 H (1701 M) di kampung ‘Uyainah (Najd), lebih kurang 70 km arah barat laut kota Riyadh, ibukota Arab Saudi sekarang Beliau meninggal dunia pada 29 Syawal 1206 H (1793 M) dalam usia 92 tahun, setelah mengabdikan diri selama lebih 46 tahun dalam memangku jabatan sebagai menteri penerangan Kerajaan Arab Saudi

Muhammad bin Abdul Wahhab ini berasal dari keluarga yang mulia. Ayahnya,adalah Syeikh Abdul Wahhab dan saudaranya, Syeikh Sulaiman bin Abdul Wahhab, mereka berduaorang yang dianggap salih oleh pemuka-pemuka agama setempat. Tapi berbeda dengan Muhammad binAbdul Wahhab yang diakui menyimpang dan sering menyesatkan mu’min yang lain oleh mayoritas ulama sedunia. Lihat saja kitab “Fitnah al-Wahhabiyah” karya Syeikh Ahmad bin Dahlanal-Makki al-Syafi’i, sang mufti Makkah yang wafat pada tahun 1304 H. Beliau suka menyebut Muhammad bin AbdulWahhab dengan sebutan“al-Khabits”.Syeikh Ahmad bin Dahlanal – Makki al-Syafi’imenceritakan bahwasanya Muhammadbin Abdul Wahhab sejak dini telah diprediksikan menyimpang/sesat oleh ayahnya, saudara dan guru-gurunya. Jauh sebelum Muhammad binAbdul Wahhab meraih popularitasnya di Saudidan dunia, para ulama sekitar telah memberikan peringatan kepada umat agar berhati-hati darinya, dan ternyata betul apa yang mereka prediksikan.
Muhammad bin Abdul Wahhab menentang guru gurunya, lalu mengkafirkan seluruh ulama yang menghalangi penyesatannya. Pada tahun 1143 H. mulailah Muhammad bin Abdul Wahhab menyebarkan pemikiran barunya, namun ayah, saudara dan guru-gurunya segera menghadang dan menegurnya. Sayangnya, pendirian Muhammab bin Abdul Wahhab terlanjur membatu sampai ayahnya meninggal dunia pada tahun 1153 H.

Selanjutnya Muhammad bin Abdul Wahhab memperbaharui metode dakwahnya sehingga mulai diikuti banyak orang awam. Namun mayoritas penduduk kota risih dan hendak membunuhnya ketika itu, akan tetapi ia melarikan diri ke kota Uyainah, disana ia menghadap amir Uyainah lalu menikahi saudara perempuan sang amir dan kemudian tinggal di Uyainah sambil berdakwah (menyeru) kepada dirinya dan
bid’ah yang dibawanya. Tak lama kemudian, penduduk Uyainah pun muak dengannya lalu mengusirnya dari perut kota.

Muhammad bin Abdul Wahhab belum menyerah juga, ia hijrah lagi ke Dir’iyah (sebelah timur kota Najd) dimana kawasan Dir’iyah dan sekitarnya dulu merupakan pusat dakwah Musailamah al- Kadzab yang melahirkan golongan-golongan murtad. Di tengah- tengah kawasan itu jualah Muhammad bin Abdul Wahhab menyebarkan virus- virusnya dan diikuti pula oleh amir setempat serta mayoritas rakyatnya. Saat itu Muhammad bin Abdul Wahhab bertindak seolah ia satu-satunya mujtahid mutlak. Ia tidak bersandar sedikitpun pada ajaran-ajaran para pendahulu, baik imam- imam mujtahid, ulama- ulama salaf maupun ilmuan-ilmuan kontemporer. Disamping itu juga ia tidak memiliki hubungan apapun dengan para mujtahid yang ada. Demikian apa yang pernah terungkap oleh saudaranya, Syeikh Sulaiman bin Abdul Wahhab, seseorang yang paling mengenali identitas Muhammad bin Abdul Wahhab.

Saudaranya Syeikh Sulaiman bin Abdul Wahhab pernah mengungkapkan bahwa “Umat zaman ini sedang diuji coba dengan seseorang yang mengaku sejalan dengan Qur’an dan Sunnah dan beristinbath darinya tanpa memperdulikan siapapun yang berbeda dengannya. Yang tidak sefaham dengannya dianggap kafir, padahal ia tidak memiliki satupun kriteria mujtahid, demi Allah sepersepuluh satupun tidak punya. Namun pemikiran sesatnya itu sudah merajalela, Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un”.

Muhammad bin Abdul Wahhab mempunyai ajaran sesat bahwa ziarah maqam dan tawassul merupakan perbuatan syirik. Ketika berada di Madinah, Muhammad bin Abdil Wahhab sangat gencar mengusili umat Islam setempat maupun penziarah dari luar kota Madinah yang telah melakukan perbuatan-perbuatan tidak sepatutnya dilakukan oleh orang Muslim menurutnya. Beliau melihat ramainya umat yang berziarah ke maqam Nabi maupun ke maqam-maqam lainnya untuk memohon syafaat, bahkan meminta sesuatu hajat pada kuburan maupun penghuninya, yang mana hal ini sama sekali tidak dibenarkan oleh agama Islam, versi pemahamannya yang sempit itu. Padahal sudah sangat jelas dalil dalam Alqur’an dan Hadis bahwa berziarah dan bertawasul adalah Sunnah yang diajarkan Rosul dan para Sahabatnya , diantaranya hadis berikut :
إنّ النّاس أصابهم قهط فى خلافة عمر رضي الله عنه فجاء بلال بن الحارث وكان من أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم, الى قبر النبيّ صلى الله عليه وسلم وقال : يارسول الله إستسق لأمّتك فإنهم هلكوا.
Artinya:
Bahwasannya kemarau menimpa manusia pada zaman khalifah Umar bin khotob Ra. Seorang sahabat nabi yang utama bernama Bilal bin harits dating kemakam nabi Muhammad Saw, dimadinah dan berziarah kepada beliau. Pada ketika itu ia berkata : hai Rosululloh , mintakanlah hujan untuk ummat mu karena mereka hampir binasa. Maka dating Rasululloh kepadanya (dalam mimpi) mengabarkan bahwa hujan akan turun. (HR. Imam Baihaqi dan ibnu Abi Syaibah dengan sanad yang shohih)

Hadis ini menunjukkan bahwa khalifah Umar bin Khottob mengajarkan kepada kita bahwa tidak dilarang berziarah kemakam dan bertawasul dengan orang sholih yang telah meninggal, apalagi itu rosul. Dan jg menunjukkan bahwa orang sholih meskipun telah meninggal dunia bukan tidak bisa melakukan apa apa, dan karena perbuatan ini dilakukan khulafairrosyidin maka hal ini bukanlah syirik, jadi jika Muhammad bin Abdil Wahhab mengatakan perbuatan ini syrik maka iya telah mengecap syirik kpd khalifah Umar Ra. Sedangkan disatu sisi Rosul memerintahkan : Sahabatku seperti bintang, siapa saja yang kamu ikuti kamu akan dapat Hidayah. Berdasarkan satu hadis ini saja kita dapat menyimpulkan secara jelas siapa sebenarnya yang sesat.

Begitu juga dengan upacara maulid maupun dzikir-dzikir ala tarekat sufi, beliau sangat Alergi. Konsentrasinya adalah hal-hal prinsip dalam akidah umat Islam. Bahkan, ia justru mengaku sebagai reformis yang menegakkan purifasi tauhid sehingga memperoleh jumlah pengikut yang cukup besar. Salah seorang pendukungnya adalah Muhammad bin Su’ud yang konon berasal dari kaum Musailamah al- Kadzab. Hal itu membuat para ulama setempat semakin serius melakukan berbagai penyanggahan, termasuk saudara kandungnya sendiri,
Syeikh Sulaiman bin Abdul Wahhab melalui dua karya tulis berjudul“al-Shawa’iq al- Ilahiyah fi al-Raddi ala al- Wahhabiyah” dan “Fashl al-Khithab fi al-Raddi ala Muhammad bin Abdil Wahhab”. Tak terkecuali Syeikh Muhammad al-Kurdi, guru terbesar Muhammad bin Abdul Wahhab yang secara tegas mengatakan: “Wahai Muhammad bin Abdul Wahhab, demi Allah aku menasehatimu, hentikanlah ulahmu terhadap umat Islam. Apabila kau menemukan seseorang meyakini suatu pengaruh dari selain Allah, maka luruskanlah keyakinannya secara baik-baik dan sebutkan dalil-dalilnya bahwa Allah lah yang mempengaruhi. Apabila ia masih dalam kesesatan, maka kekufurannya dari dan untuk dirinya. Janganlah kamu seenaknya mengkafirkan mayoritas umat yang hidup didunia, karena itu akan mengantarmu keneraka”.

Dari cerita ini akhirnya jelaslah apa yang rosul Isyaratkan dalam beberapa haditsnya:

Rosulullah saw berdiri di atas mimbar dan bersabda “di sanalah daerah berbagai fitnah, seraya beliau menunjuk ke timur madinah,dari sana timbul tanduk setan (HR.Bukhari, Ahmad,dan Tirmidzi)

Dari Abdullah ibnu Umar ra yg brkata “aku mendengar Rosulullah Saw brsabda di atas mimbar : “ketahuilah, sesungguhnya fitnah itu disana(sambil menunjuk ke timur madinah) dr sana muncul tanduk setan (Hr.Bukhari,Muslim,Ahmad)

Dari Ibnu Umar ra berkata “Rosulullah saw keluar dari rumah Aisyah lalu bersabda “Puncak kekafiran berasal dari sana yg mana disana muncul tanduk setan -yakni dari timur madinah (najd)(Hr.Bukhari,Muslim,Malik,Ahmad)

Rosulullah Saw bersabda ” ya Allah berikanlah kami kberkahan kpd negri Syam kami,ya Allah berikanlah kami keberkahan kpd negeri Yaman kami..orang” dr Najd meminta juga kpd negeri Najd kami ya Rosulullah..Rosulullah menjawab ya Allah berikanlah kami keberkahan kpd negeri Syam kami..ya Allah berikanlah kami keberkahan kpd negeri Yaman kami..orang” dr Najd kmbali meminta juga kpd negeri Najd kami yg Rosulullah..Rosulullah bersabda untuk ketiga kalinya,”dari Najd timbul berbgai kegoncangan,fitnah”,dan dr sana munculnya tanduk setan..(Hr.Bukhari,Ahmad,Thabarani,Ibnu Hibban)

3 tanggapan untuk “MUHAMMAD BIN ABDULWAHHAB

  1. Assalamu’alaikum,
    Bagaimana boleh dikatakan hadis nabi sedangkan sahabat menziarah dan memohon di kubur nabi. subhanallah
    kalau memohon dikubur nabi artinya nabi sudah wafat dan itu bukan hadis nabi. itu adalah atsar/lafal orang lain untuk mehfitnahkan umat islam.
    Muhammad bin Abdulwahab bermazhab Hambali, bukan mengikut pendapatnya sendiri beliau juga berguru dengan beberapa orang ulama.
    tolong anda perbanyakkan baca kitab,
    wassalam,

Tinggalkan Balasan ke mryanwar Batalkan balasan